PENERAPAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK PADA HOTEL BUTIK FASILITAS BINTANG 4 DI KABUPATEN SLEMAN

Asma Akum Sopian, Wiliarto Wirasmoyo

Abstract


D I Yogyakarta sebagai salah satu provinsi yang diperhatikan oleh pemerintah dalam segi pariwisata, saat ini sedang menunjukkan eksistensinya. Setelah adanya moratorium mengenai pembangunan hotel di kota Yogyakarta, investor mulai menyentuh daerah sekitar kota Yogyakarta yaitu Kabupaten Sleman. Pesatnya pertumbuhan akomodasi wisatawan di Kabupaten Sleman, mempengaruhi penggunaan energi oleh bangunan komersial. Apartemen dan hotel merupakan penyumbang konsumsi energi besar-besaran yang menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim. Konsep Arsitektur Bioklimatik diharapkan dapat menjadikan hotel sebagai bangunan yang bisa beradaptasi dengan perubahan iklim dan atau setidaknya, tidak menambah beban terhadap lingkungan. Sehingga menciptakan hotel yang menerapkan prinsip ramah terhadap iklim dan mengurangi ketidaknyamanan di luar bangunan tanpa melupakan kenyamanan internal bangunan. Bioklimatik di hotel butik ini sudah menerapkan prinsip-prinsip desain Arsitektur Bioklimatik yaitu penggunaan balkon sebagai pembayang pasif, shading device, ruang transisional, penghawaan alami, orientasi bangunan, penempatan core sebagai konservasi energi dan pengolahan limbah agar tidak mencemari lingkungan air tanah sekitar.

Full Text:

PDF (Indonesian)


DOI: http://dx.doi.org/10.52429/grid.v3i2.656

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Diterbitkan Oleh : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Universitas Surakarta, Jl. Raya Palur KM 5, Karanganyar.


Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 3.0 Tanpa Adaptasi.